Bagaimana Saya Seharusnya


Tulisan pertama ini saya ingin menyampaikan tentang bagaimana perempuan melewati hari-harinya. Masing-masing, memiliki caranya yang berbeda. Sesungguhnya ini murni belajar dari setiap pengalaman saya pribadi, yang barangkali tanpa menutup kemungkinan hal ini juga pernah dilalui dalam hidup kita.
Menjadi perempuan adalah keputusan besar. Melihat sosok perempuan dari berbagai sudut pandang. Dan bukan tidak sering, keberadaan kita dicemaskan lantaran stereotip yang tercipta selalu menjadikan perempuan dipersoalkan perannya. Kecenderungan untuk menitikberatkan perempuan perihal stigma negatif. Sudah sejak dahulu, perempuan kalau tidak dibandingkan dengan laki-laki, selalulah dipertentangkan batasan-batasan yang “katanya” tidak seharusnya dilakukan oleh sosok perempuan. Bahkan, terkadang yang menciptakan “anggapan” itu justru terlahir dari sesama perempuan.
            Saya sebagai perempuan,  rasanya ingin sekali menemukan bacaan berupa tulisan yang secara terang-terangan membahas perempuan dari segala sisi. Mengupas  tentang baik buruknya menjadi perempuan di  rumah atau pun di luar rumah. Menjadi perempuan dengan kapasitas dan lingkungan yang beragam. Ingin sekali menemukan jawaban akan hausnya pengetahuan  tentang diri sendiri. Khususnya menjadi perempuan yang benar, benar menurut semua orang. Termasuk benar menurut bangsa, agama, dan benar untuk diri kita sendiri (read: bijaksana).
            Semacam begitu rumitnya menjadi diri sendiri hingga harus mencari bacaan atau sekedar mengetahui berbagai pengalaman orang lain. Memang, bukan hal sederhana untuk menjadi perempuan yang nyaman dengan dunianya. Hidup dengan segala kemungkinan yang bisa menghadirkan ketakutan dan kekhawatiran dalam diri kita. Beda lagi dengan peran kita, yang mungkin sedang menjadi seseorang yang berusaha mendewasakan diri, baik menjadi seorang anak, mahasiswi, istri, sahabat, bahkan menjadi seorang ibu.
            Hal pertama yang ingin saya sampaikan, tolong siapapun kalian saat ini jangan terlalu keras terhadap diri sendiri. Semua dari kita pasti memiliki mimpi yang cukup gemilang, sudah atau belum selesai dengan mimpi itu, jangan terlalu menyiksa dirimu untuk tujuan mimpimu. Meski kadang ada saja yang membuat diri kita tidak mampu mentolerir diri sendiri. Mulai dari kegagalan, kemalasan diri, atau bahkan mencemaskan semua hal yang belum kita lalui. Padahal, begitu manis menjadi seorang perempuan yang masih memiliki mimpi, yang masih mau berproses, dan masih setia dengan kehidupan. Setidaknya kalian mampu bergerak maju dengan sebuah harapan, dan akan lebih baik jika tidak terlalu mencemaskan semua hal.
Berbicara kesuksesan, bukan hal sederhana untuk menjadi seseorang yang bersyukur atas apa yang sudah ia raih. Kalau pun merasa belum pernah meraih apapun, setidaknya bersyukurlah atas semua hal yang sudah pernah kamu lalui. Jadi, tak perlulah mengukur kebahagiaanmu dengan kebahagiaan orang lain. Sukses adalah kebahagiaan. Kebahagiaan berupa apapun itu, lewat siapapun yang membuatmu bahagia, itulah nyatanya kesuksesan.
Kadang kita lupa bahwa manusia memiliki kapasitasnya masing-masing. Semua dari kita seakan memaksakan untuk membuat semua hari tampak hebat. Kita yang ingin  menjadi “lebih” dari biasanya. Kita yang ingin menjadi “paling” dari yang lain. Semua itu sudah menjadi candu yang harus segera dituntaskan oleh semua perempuan. Bahkan, katanya sudah menjadi kodrat bagi perempuan untuk ingin dipandang menarik. Semua itu terlihat berjalan begitu alamiah. Mulai dari bagaimana kamu berparas cantik di muka umum. Memilih baju yang pantas untuk acara yang bahkan tak terlalu penting. Untuk semua pertemuan, kamu perlu se-perfect bak artis idolamu. Ya, saya pun melewatinya dan hampir setiap hari selalu membingungkan hal remeh untuk sekedar memilih warna baju. Bahkan kalau boleh, ingin sekali meniru kehidupan glamor yang tiap hari bisa memakai baju baru, kadang teman kosan pun selalu mengatakan demikian.
Itu hanya seputar penampilan, fashion, belum lagi tentang passion. Target hidup, pencapaian, kekasih, atau hal lainnya. Perempuan hampir memikirkan semua hal, mempertimbangkannya dengan sangat luar biasa. Sampai akhirnya saya ingin menyadarkan diri saya sendiri. Selamatkan hidup kita dan bebaskan diri kita dari pikiran yang kerap kali memenjarakan. Tidak benar, jika pikiran kita dipenuhi oleh opini orang lain.
Beberapa perempuan, sering didera masalah atas perasaaannya sendiri. Perasaan bersalah atas apa yang diperjuangkannya sendiri. Bahkan, seringkali merasa tertantang oleh temannya sendiri. Bukan hal aneh, jika perempuan yang mengupayakan kesuksesan malah menjadikan hidup bak ajang kompetisi. Karena bagi beberapa orang, tidak mudah mendapatkan tempat, kepercayaan, dan penghargaan tanpa membuktikan kapasitas dan performanya terlebih dahulu.
Najwa sihab pernah berpesan, “Mendukung yang berhasil bukan berarti kita mengakui kegagalan kita”. Sebenarnya mudah, untuk memahami diri kita hanya perlu memastikan impian kita sendiri. Apa yang hendak dilakukan tidak lantas berlaku hanya jika kita menginginkannya dengan sebab orang lain telah mendapat penghargaan atasnya. Tidak pula karena masing-masing dari kita mencapai puncak kesuksesan yang sama. Karena dari masing-masing kita pasti memiliki tingkat pencapaian yang berbeda, tujuan yang berbeda, dan kemampuan yang berbeda.
Mari sederhanakan semua hal yang membuat kita bahkan berhenti berharap. Tidak ada yang tahu posisi terbaik yang cocok untuk kita kecuali diri kita sendiri. Kemampuan untuk bahagia, adalah diri kita sendiri yang memastikan itu. Karena, harga diri kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Sebagai kunci utama, baik untuk sekedar unjuk diri demi peghargaan, apresiasi, atau bahkan yang paling mungkin kita sendiri tidak paham atas apa yang hendak kita kejar.
Titik kepuasan. Setiap hari semua dari kita akan tertawa dengan alasan yang jelas berbeda. Untuk mencari kepuasan agar tetap terbahagiakan, semua orang akan berpikir tentang perubahan dan perubahan. Kebahagiaanmu mamaksa untuk naik level setiap harinya. Naik level atas keadaan yang mampu menyenangkan. Dan bisa saja hal yang membuatmu tertawa kemarin, hari ini akan menjadi hal yang biasa-biasa saja. Hingga ada fase dimana harus terjadi dengan sangat luar biasa untuk sekedar bahagia. Atau, jika hari ini terbahagiakan hanya dengan makanan yang lezat. Maka tahun berikutnya, kamu perlu mencari koki terhebat untuk mendapat kepuasan atas makanan yang lebih lezat.
Akhirnya, menjadi perempuan adalah hal yang semestinya. Berbahagialah untuk hal ynag paling sederhana di setiap harinya. Menjalankan segala aktivitas yang barangkali memuakkan dan tak ada hal yang menarik sekalipun. Perjuangkan semua impianmu tanpa perlu menjadikan ambisimu sebagai alasan untuk melewati batasan ruang perempuan. Jadilah diri sendiri. Hebat atau tidaknya dirimu, tidak tergantung bagaimana citramu di lingkunganmu. Tapi bagaimana kamu mampu menghargai semua hal, baik kebutuhanmu atau pun kebutuhan orang lain terhadapmu. Bahkan, jika tak ada yang membutuhkanmu sama sekali, tak bermanfaat sekali pun, jadilah manusia yang mampu memanusiakan yang lain dengan tidak rakus untuk selalu terlihat istimewa. Sekian.